


Penelitian didesain dengan paradigma positivistik dengan menggunakan metode sensus. Tujuan penelitian adalah: (1) mendeskripsikan dan menganalisis karakteristik pengolah enbal, ketersediaan informasi pangan lokal enbal dan dukungan kelembagaan pendukung dalam pengembangan daya saing pangan lokal enbal, (2) mendeskripsikan modal sosial dan komunikasi partisipatif pengolah enbal dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi modal sosial dan komunikasi partisipatif dalam pengembangan daya saing pangan lokal enbal, (3) mendeskripsikan perilaku kewirausahaan pengolah enbal dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kewirausahaan pengolah enbal dalam pengembangan daya saing pangan lokal enbal, (4) menyusun strategi komunikasi pembangunan dalam meningkatkan perilaku kewirausahaan pengolah enbal melalui komunikasi partisipatif untuk daya saing pangan lokal enbal di Kabupaten Maluku Tenggara. Berbasis penerapan komunikasi pembangunan partisipatif tersebut diharapkan dapat terjadinya proses sharing informasi, inovasi dan kreativitas, sehingga tidak saja tercipta partisipasi terhadap suatu program pengembangan daya saing pangan lokal enbal, tetapi juga kesadaran pentingnya menggerakkan semua sumber daya industri pangan lokal enbal di Kabupaten Maluku Tenggara secara kolaboratif dan optimal. Tindakan kolektif dibutuhkan dalam menghadapi permasalahan yang tidak dapat dipecahkan individu dan berkontribusi terhadap proses perubahan pengetahuan dalam peningkatan perilaku kewirausahaan. Modal sosial dan komunikasi partisipatif dapat meningkatkan kesadaran individu secara kolektif tentang banyaknya peluang yang dapat dikembangkan untuk kepentingan masyarakat dalam pengembangan daya saing pangan lokal enbal. Proses pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan perilaku kewirausahaan dengan cara membangun kapasitas manusia dan kerjasama masyarakat melalui pendekatan modal sosial dan komunikasi partisipatif. Potensi pengembangan enbal dalam peningkatan pendapatan masyarakat direspon oleh pemerintah daerah dengan membentuk kelompok industri kecil pengolahan enbal skala kecil. Perkembangan zaman dan permintaan konsumsi yang tinggi dari masyarakat Maluku Tenggara telah membuat pengolah meningkatkan produksi enbal bukan untuk di konsumsi tetapi juga dijual. Enbal adalah produk hasil olahan ubi kayu pahit (Manihotesculenta Crantz) yang menjadi makanan Tradisional khas masyarakat (Kei) daerah Kabupaten Maluku Tenggara. Komoditas pangan ubi kayu cocok dikembangkan sebagai komoditas industri agro. Ubi kayu sejak lama telah dikenal sebagai bahan makanan pokok ketiga masyarakat Indonesia setelah beras dan jagung.
